Tuesday, October 1, 2019

Deretan Kasus Cybercrime yang Terjadi di Seluruh Dunia

v  DoS Attack

Serangan DoS (bahasa Inggris: denial-of-service attacks') adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.

Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:
1.       Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding.

2.       Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding.

3.       Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server.

Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash. Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop.

Kasus  DoS:

Server Final Fantasy XIV Terkena Serangan DDoS

medcom.id: Server Final Fantasy XIV dilaporkan sedang mengalami serangan DDoS. Server yang diserang merupakan data center yang ada di wilayah Amerika Utara, dan serangan tersebut terjadi sejak bulan lalu. Menurut PC GAMER, serangan DDoS terhadap server Final Fantasy XIV ini terjadi saat Square Enix merilis ekspansi baru untuk game tersebut bernama Stormblood.

"Kami membenarkan bahwa ada pihak ketiga yang sedang menyerang server Final Fantasy XIV. Hingga saat ini, kami terus meningkatkan sistem keamanan dan kapabilitas agar server bisa bertahan dari serangan tersebut," tulis pihak Square Enix melalui situs resminya. Meski demikian, para penyerang tampak mengubah pola serangannya kali ini. Pihak Square Enix mengatakan saat ini para penyerang tersebut lebih memilih untuk menyerang ISP yang terkoneksi langsung dengan server Final Fantasy XIV. Serangan tersebut membuat layanan game Final Fantasy XIV untuk wilayah Amerika Utara terganggu.
Karena serangan sudah tidak lagi ada di infrastruktur milik Square Enix, serangan ini menjadi sulit untuk ditanggulangi. Square Enix juga telah meminta ISP tersebut agar bisa mempertahankan diri dari serangan DDoS yang dilancarkan. Untungnya, sebagian besar pemain Final Fantasy XIV memiliki kualitas koneksi yang mumpuni dan kebanyakan dari mereka tidak terlalu peduli dengan serangan ini.


v  Penyadapan

Penyadapan atau intersepsi adalah kegiatan untuk mendengarkan, merekam, membelokkan, mengubah, menghambat, dan atau mencatat transmisi informasi elektronik dan atau Dokumen elektronik yang bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel, seperti elektromagnetis atau Radio (Penjelasan Pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008).
Pengertian penyadapan juga di atur dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, yaitu kegiatan memasang alat atau perangkat tambahan pada jaringan telekomunikasi untuk tujuan mendapatkan informasi dengan cara tidak sah.

Instansi-instasi pemerintah yang di beriwewenang melakukan penyadapan, dan di atur dalam Pasal 31 Ayat (3), yaitu : Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK.
Penyadapan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

·         Penyadapan oleh perusahaan telekomunikasi.
Aktivitas penyadapan ini hanya dapat dilakukan oleh tim penyelidik untuk kasus tindakan pidana tertentu, yang tuntutannya 5 tahun lebih, seumur hidup atau tuntutan mati.

·         Penyadapan Telepon Rumah Analog.
Cara yang paling mudah yaitu menggunakan spliter, alat sederhana yang biasa dipakai untuk memparalel telepon rumah. Kabel cabang spliter yang dipasang pada telepon target, disambungkan penyadap ke tape recorder, komputer ataupun perangkat sejenis untuk merekam pembicaraan.

·         Penyadapan Telepon Rumah Digital.
Penyadapan biasanya mempergunakan alat kecil yang disebut bug. Bug mengirimkan data menggunakan frekuensi radio ke receiver penyadap. Bug memiliki dua kaki yang dipasang pada gagang telepon

·         Software Pengintai.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara menanamkan aplikasi penyadap pada handphone target. Cara kerjanya saat ada kegiatan menelpon ataupun terima telepon, software akan otomatis Auto Forward kepenyadap. Teknologi ini dapat dipergunakan terhadap call dan sms.

·         Handphone Pengintai.
Pihak penyadap dapat melakukan panggilan secara diam-diam kehandphone target, tanpa terlihat tanda apapun pada layar handphone. Penyadap dapat mendengarkan pembicaraan dan suara yang terjadi disekeliling target. Kegiatan ini hanya dapat dilakukan oleh nomor telpon penyadap.

Kasus Penyadapan :

Prism, Program Intelijen AS yang Jadi Sorotan

WASHINGTON – Program intelijen Amerika Serikat (AS) bernama Prism kini jadi sorotan. Sebagian pihak menuduh intelijen AS menggunakan program itu untuk memata-matai warganya. Tuduhan itu langsung dibantah Pemerintah AS. Mereka menegaskan, Prism hanya dipakai untuk mengawasi ancaman teror. Keberadaan Prism pertama kali dibongkar oleh surat kabar Guardian. Namun, hal-hal dibalik program tersebut sampai saat ini masih diselimuti misteri.
Sebuah laporan milik Pemerintah AS yang bocor ke media sedikit menjelaskan tentang cara kerja Prism. Program itu ternyata mengawasi data yang melewati jaringan internet AS. Seperti dilansir Washington Post, Minggu (9/7/2013), sebagian besar data internet dunia melewati AS. Hal itu karena jaringan internet AS adalah yang termurah. Prism disebut mengawasi data dalam berbagai bentuk, mulai dari email, chat, video dan foto. Laporan itu juga mengungkap perusahaan yang bergabung dalam program Prism. Di dalam daftar tersebut, ada nama besar seperti Google, Microsoft, dan Facebook. Terungkapnya keberadaan Prism menjadi skandal terbaru yang menimpa Presiden Barack Obama. Sebelumnya, Obama ditekan karena pemerintahnya menyadap telepon milik wartawan AS.


v  Mail Bomb

Email bomb atau yang dikenal dengan mail bomb adalah salah satu bentuk kejahatan di internet dengan cara membanjiri email korban dengan data atau kiriman email yang banyak. Sehingga ada kemungkinan email korban tidak bisa diakses lagi. Email yang tidak dapat di akses bisa saja berhari-hari, berjam-jam atau mungkin selamanya.

Jumlah yang dikirimkan tidak harus ratusan atau ribuan, asalkan ukuran email yang dikirim besar, misalnya dengan memberikan sejumlah file ukuran besar pada attachment-nya. Dalam komunitas hacking orang yang mengirimkan mail bomb dikenal dengan lusers (losers atau pecundang) aksi ini dianggap sebagai bentuk kelakuan kenak-kanakan karna pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian pada orang lain.

Penanggulangan Mail Bomb

Anda dapat menerapkan penanggulangan berikut sebagai lapisan tambahan keamanan untuk sistem e-mail Anda :

Tarpitting: tarpitting mendeteksi pesan masuk yang ditujukan untuk pengguna yang tidak diketahui. Jika server e-mail Anda mendukung tarpitting, dapat membantu mencegah spam atau DoS serangan terhadap server Anda. Jika ambang batas yang telah ditetapkan terlampaui - mengatakan, lebih dari sepuluh pesan - fungsi tarpitting efektif shuns lalu lintas dari alamat IP pengirim untuk jangka waktu.
E-mail firewall : E-mail firewall dan aplikasi konten-filtering dari vendor seperti Symantec dan Barracuda Networks dapat pergi jauh menuju mencegah berbagai serangan e-mail. Alat - alat ini melindungi hampir setiap aspek dari sistem e-mail.
Perlindungan perimeter : Meskipun tidak e-mail tertentu, banyak firewall dan IPS sistem dapat mendeteksi berbagai serangan e-mail dan mematikan penyerang secara real time. Hal ini dapat berguna selama serangan.
CAPTCHA : Menggunakan CAPTCHA pada formulir e-mail berbasis web dapat membantu meminimalkan dampak serangan otomatis dan mengurangi kesempatan Anda banjir e-mail dan penolakan layanan. Manfaat ini berguna saat memindai situs dan aplikasi.

Kasus Mail Bomb :

Massive Email Bombs Target .Gov Addresses

Over the weekend, unknown assailants launched a massive cyber attack aimed at flooding targeted dot-gov (.gov) email inboxes with subscription requests to thousands of email lists. According to experts, the attack — designed to render the targeted inboxes useless for a period of time — was successful largely thanks to the staggering number of email newsletters that don’t take the basic step of validating new signup requests.
These attacks apparently have been going on at a low level for weeks, but they intensified tremendously over this past weekend. This most recent assault reportedly involved more than 100 government email addresses belonging to various countries that were subscribed to large numbers of lists in a short space of time by the attacker(s). That’s according to Spamhaus, an entity that keeps a running list of known spamming operations to which many of the world’s largest Internet service providers (ISPs) subscribe.
When Spamhaus lists a swath of Internet address space as a source of junk email, ISPs usually stop routing email for organizations within those chunks of addresses. On Sunday, Spamhaus started telling ISPs to block email coming from some of the largest email service providers (ESPs) — companies that help some of the world’s biggest brands reach customers via email. On Monday, those ESPs soon began hearing from their clients who were having trouble getting their marketing emails delivered.
In two different posts published at wordtothewise.com, Spamhaus explained its reasoning for the listings, noting that a great many of the organizations operating the lists that were spammed in the attack did not bother to validate new signups by asking recipients to click a confirmation link in an email. In effect, Spamhaus reasoned, their lack of email validation caused them to behave in a spammy fashion.
“The issue is the badly-run ‘open’ lists which happily subscribed every address without any consent verification and which now continue as participants in the list-bombing of government addresses,” wrote Spamhaus CEO Steve Linford. It remains unclear whether hacked accounts at ESPs also played a role.
Also writing for wordtothewise.com, Laura Atkins likened email subscription bombs like this to “distributed denial of service” (DDoS) attacks on individuals. “They get so much mail from different places they are unable to use their mailbox for real mail,” she wrote. “The hostile traffic can’t be blocked because the mail is coming from so many different sources.”
Atkins said over 100 addresses were added to mailing lists, many from Internet addresses outside the United States. “The volumes I’m hearing here are significantly high that people cannot use their mailboxes. One sender identified fewer than 10 addresses each signed up to almost 10,000 of their customer lists during a 2 week period,” Atkins wrote. “Other senders have identified addresses that look to be part of the harassment campaign and are working to block mail to those addresses and get them off their lists.”

v  Watermarking

Watermarking (tanda air) adalah suatu teknik penyembunyian data/informasi pada suatu media digital (bisa gambar, suara, maupun video)  dan mampu tidak terlihat oleh mata biasa dan tahan terhadap proses-proses digitalisasi (editing media, baik noising, blurring, dan lain sebagainya). Atau sebenarnya terlihat tapi tidak terlalu jelas. Contoh sederhananya bisa dilihat pada uang kertas yang beredar, nah itu kan ada tanda airnya ketika kita terawang.

Yang perlu diperhatikan dalam Watermarking ada tiga jenis aspek yaitu :

Ø  Media yang disisipkan oleh suatu informasi itu sehendaknya tidak jauh berubah, percuma saja kan kalau media jadi rusak karena penyisipan suatu informasi.
Ø  Informasi yang disisipkan di dalamnya juga harus tahan terhadap serangan-serangan yang terjadi, misal dalam sebuah citra harus tahan terhadap pencerahan, rotasi, blurring, dan lain sebagainya.
Ø  Pengungkapan informasi harus bisa dilakukan.

Kasus Watermarking :

Frustasi Foto Dicuri, Fotografer Garap Aplikasi Watermarking

Jakarta - Biasanya, untuk melindungi sebuah foto dari aksi pencurian, kalangan fotografer membubuhkan watermark di karyanya. Rupanya, hal ini menginspirasi seorang jurnalis foto untuk menciptakan aplikasi watermarking. Tujuannya sama, melindungi sebuah foto. Yang membedakannya adalah, aksi watermarking ini bisa langsung dilakukan di iPhone, alias tanpa harus repot-repot dulu membuka software edit foto di komputer atau laptop.
Awalnya, John D McHugh, jurnalis foto di balik aplikasi bernama Marksta ini juga merasakan keresahan akibat maraknya pencurian image di internet. "Saya mengembangkan aplikasi Marksta karena lelah dengan orang-orang yang mencuri karya saya di web," kata pria ini. McHugh dikenal lewat karya-karyanya yang diambil dari medan perang Afghanistan. Tak mengherankan jika ia kesal tatkala orang dengan gampangnya menyomot foto yang ia hasilkan dari daerah sulit tersebut.
"Saya kerap bekerja di situasi berbahaya untuk menunjukkan adanya realita dunia yang kejam dari perang dan revolusi. Saya tidak bisa mendeskripsikan betapa frustasinya saat menemukan foto saya di online tanpa kredit apapun atau byline," tukasnya seperti dikutip dari BJP, Jumat (3/1/2013). Untuk membesut Marksta, ia berpartner dengan pengembang aplikasi. Memang, ia menyadari bahwa menambahkan watermark bisa dilakukan di Photoshop, namun hal itu membutuhkan lebih banyak waktu jika sekadar ingin berbagi foto di media sosial.
Seperti disinggung di atas, sejauh ini, aplikasi Marksta baru ada di iPhone. Tidak diketahui apakah McHugh akan mengadirkannya juga untuk Android. Untuk awal-awal, aplikasi ini bisa dinikmati secara gratis sebelum akhirnya dibanderol dengan harga USD 2. Fotografer dimungkinkan untuk menambahkan teks ke foto mereka, dengan berbagai pilihan huruf, warna serta ukuran. Disediakan juga pilihan border, tanpa berdampak pada aspect ratio foto.
Marksta memang bukanlah satu-satunya aplikasi ataupun yang pertama memberikan penawaran tersebut. Ada sejumlah aplikasi lain yang memberikan penawaran serupa baik untuk piranti iOS maupun Android. Namun McHugh menegaskan bahwa hanya inilah aplikasi yang dikreasikan oleh fotografer, bukannya developer.


v  Digital Signature

Digital signature untuk memastikan keaslian dan keamanan dokumen. Sebuah platform yang dapat diterapkan atau digunakan oleh berbagai sistem yang sudah berjalan ataupun sistem yang akan dikembangkan. Sistem ini berfungsi untuk memberikan jaminan bahwa dokumen digital adalah otentik. Menambahkan sistem Digital signature proses transfer dokumen akan terjamin otentikasi dan kerahasiannya. Dengan demikian dapat menghindari kemungkinan terjadinya pemalsuan dokumen terkait.

Keunggulan:
Ø  Keamanan dalam transfer informasi dan data berupa dokumen
Ø  Menjamin kerahasiaan sebuah data ataupun informasi
Ø  Flexibility & Integrity
Ø  Secure Access
Ø  Guarantee of Authenticity
Ø  Algoritme standar enkripsi militer
Ø  Enkripsi dengan menggunakan kunci simetris
Ø  Keamanan pada server dan sisi user
Ø  Dapat diterapkan pada sistem yang sudah ada sebelumnya
Ø  Pesan atau penandatanganan dari suatu dokumen, dapat dipastikan tanpa adanya perubahan.

Kasus Digital Signature :

Tandatangan Fisik Segera Tergusur Signature Digital

Jakarta - Sudah sejak ratusan tahun lalu tandatangan fisik menjadi bukti pertanggungjawaban dalam suatu dokumen. Namun seiring perkembangan teknologi, bisa jadi peranannya akan segera digantikan oleh tandatangan digital. Adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang menggagas ini. Tujuannya sederhana, untuk memangkas birokrasi di banyak transaksi digital yang terjadi saat ini. Selain itu penggunaan tandatangan digital juga bisa menjadi identitas seseorang di ranah digital.
Lantas apa itu tandatangan digital? Kalau secara fungsi, tandatangan digital atau fisik sejatinya punya peranan yang sama. Tapi kalau tandatangan fisik sifatnya sebagai bukti persetujuan, maka tandatangan digital bisa jadi bukti identitas seseorang di ranah digital. Jadi seperti KTP, namun untuk ranah digital. Penggunaan tandatangan digital pun nanti akan ada lembaga yang mengaturnya. Kalau KTP ditangani dinas kependudukan, tandatangan digital rencananya akan dipegang oleh Kominfo sebagai pembuat aturannya nanti. Singkatnya, siapapun yang ingin membuat tandatangan digital maka harus mengurusnya ke Kominfo.
"Metode pembuatan identitas (tandatangan-red) digital akan mirip seperti paspor. Bedanya semua berjalan secara digital, tak ada (manusia) yang melakukan pengecekan (verifikasi data-red), melainkan aplikasi," kata Riki Arif Gunawan, Deputi Teknologi Keamanan Informasi Kominfo, di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (1/12/2016). Keuntungan tandatangan digital atau boleh juga dibilang sebagai digital signature, bagi konsumen awam adalah memangkas perulangan birokrasi tiap kali berpindah-pindah layanan e-commerce. Bukan hal aneh kalau pengguna harus melengkapi isian biodata tiap kali baru mengakses sebuah layanan e-commerce.
Alhasil, semakin banyak layanan e-commerce yang diakses, semakin banyak pula data pribadi yang tersebar. Selain tak efektif, hal tersebut juga memberikan kerentanan terhadap keamanan data pengguna. Di sinilah peran tandatangan atau identitas digital dibutuhkan. Nantinya konsumen hanya perlu memiliki satu identitas digital untuk mengakses berbagai layanan. Selain itu pihak penjual dan pembeli juga akan merasa nyaman karena identitas digital mewakili identitas asli yang terverifikasi. Tidak seperti saat ini di mana penjual dan pembeli kerap waspada tiap kali melakukan transaksi online.
"Ke depan pengguna tidak perlu mendaftarkan biodata baru. Tinggal masukkan identitas digital, semua data yang terverifikasi akan muncul. Dijamin oleh Kominfo," imbuh Riki. Metode semacam identitas digital sebenarnya telah diimplementasikan lewat akun Gmail dan Facebook. Pengguna tak perlu repot-repot mengisi biodata untuk membuka akun baru di sebuah layanan e-commerce. Cukup gunakan akun Gmail atau Facebook, maka anda telah menyetujui penggunaan data yang ada di kedua akun.
Tapi yang membedakan tentu saja verifikasinya. Tandatangan digital dipastikan keabsahannya oleh pihak yang bertanggungjawab, dalam hal ini adalah Kominfo. Sementara akun Gmail atau Facebook bisa dibikin oleh siapapun tanpa verifikasi. Kembali ke tandatangan digital, penggunaannya juga bisa diimplementasikan ke dokumen sungguhan. Meski dunia bisnis masih lekat dengan dokumen fisik dan tandatangan basah, ke depan tandatangan digital bisa menjawab itu.
Sudah banyak dokumen penting yang dikirimkan dalam bentuk PDF. Dengan adanya tandatangan digital, pelaku bisnis tak perlu lagi mencetaknya untuk kemudian ditandatangani secara fisik. Cukup bubuhkan tandatangan digital, maka dokumen tersebut sama sahnya dengan yang fisik. "Tandatangan digital lebih aman karena sulit dipalsukan. Kalau (tandatangan) fisik masih bisa ditiru," jelas Edmon Makarim, Akademisi Universitas Indonesia.



Sumber :
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3360222/tandatangan-fisik-segera-tergusur-signature-digital

No comments:

Post a Comment

Mengenal Permainan dan Hiburan di Komputer

Dalam perkembangan teknologi, komputer telah menjadi platform utama untuk berbagai jenis hiburan dan permainan. Seiring dengan kemajuan hard...